Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur
deras
namun kau tetap tabah hmmm...
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar
matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan
ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar
matahari
Kini
kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Mungkin ada
yang masih ingat atau bahkan hapal dengan lyrik lagu ini? Lagu ini milik sang
maestro Ebiet G Ade dengan judul Titip Rindu Buat Ayah. Isinya penuh arti dan
sangat menyentuh. Saya suka banget lagu ini, tiap denger selalu menteskan air
mata, termasuk waktu saya mau jenguk ayah yang sedang sakit di rumah kaka di
Kota Banjar dua tahun yang lalu. Saya berangkat sendiri ga di anter suami, anak – anak juga ga ada
yang ikut. Saya menggunakan bis dan sepanjang jalan saya dengar lagu ini, selama dalam perjalanan juga saya nangis. Ayah
yang sekarang udah tua, udah ditinggal ibu pendamping hidup yang selalu menemaninya.
Ibu meninggal tahun 2010, selama ibu sakit ayah selalu mendampingi dan
dengan telaten merawatnya. Meskipun ada yang suka merawat ibu, tapi ayah tak
pernah meningalkannya. Saya terharu dan bangga sama ayah yang begitu telaten
waktu ibu sakit. Kadang saya berpikir apa saya nanti diperlakukan seperti itu
juga oleh suami? Ahh melo banget ya, tapi saya sangat berharap suami akan
seperti ayah kelak ketika kita udah tua amin.
Lagu ini
bukan hanya menyentuh tapi memang sesuai banget sama keadaan sekarang. Ayah yang tak
muda lagi tinggal kampung halaman kami. Beliau ga mau tinggal sama anak – anaknya dan
lebih memilih merawat rumah yang ditinggalkan ibu. Ayah yang sekarang tinggal
bersama istrinya yang masih ada tali persaudaraan dengan keluarga kami. Itu juga
karena keinginan kami anak – anaknya agar ayah ada teman hidup dan juga mendampingi.
Ayah yang terkadang sakit - sakitan, dengan keluhan nyeri dada dan juga sesak. Hal
ini karena beliau menderita pembengkakan jantungnya jadi lelah sedikit
juga terasa sesak. Saya sendiri sengaja membelikannya nebulizer untuk digunakan
ketika ayah terasa sesaknya.
Dulu ayah
susah banget di atur beliau termasuk bandel karena ga mau berhenti merokok. Tapi
Alhamdulillah dengan terus diberi penjelasan berhenti juga. Beliau adalah pekerja keras, karena beliau
bukan pegawai negeri atau karyawan swasta, beliau bekerja wiraswasta dan kerja sampai
tua. Dan dengan tekadnya menyekolahkan anak – anaknya sampai selesai dan
bekerja. Meskipun beliau tidak berpendidikan tinggi tapi pemikiran beliau lebih
modern. Beliau berpikiran lebih baik menyekolahkan anak – anak daripada uangnya
dibelikan harta. Dan itu terasa banget oleh saya yang bisa merasakan manfaatnya
diberi ilmu melalui sekolah oleh ayah. Saya selalu rindu masa kecil bersama
ayah dan juga ibu. Rindu kampung halaman dan rumah yang telah jadi saksi masa
kecil saya disana. Tapi hidup itu regenerasi, saya yang telah memiliki keluarga
dan tanggung jawab. Hanya bisa mengenang dan merindukan masa – masa indah itu :(
Selain bangga sama ayah, saya juga bangga sama
suami saya sendiri. Dia adalah laki – laki terbaik yang saya kenal. Dia sangat
menyayangi ibunya, begitu juga dengan keluarga kecilnya. Dia mengizinkan saya
untuk tetap bekerja meskipun setelah menikah dan punya anak, termasuk waktu
saya minta izin untuk kuliah lagi padahal anak – anak masih kecil. Tapi dia
mengizinkan dan membolehkan saya bekerja sambil kuliah. Tentunya hal ini
bukanlah perkara mudah. Karena saya harus berbagi waktu dan kesempatan bersama
keluarga.
Dia juga mau
mengganti popok dan menyiapkan susu waktu anak – anak masih bayi. Dia mau
membantu menyuci pakaian anak – anak waktu masih bayi. Sama anak – anak juga telaten banget, malah kadang lebih dari saya
telatennya sama anak – anak HIHIHI. Dia rajin banget potongin kuku, mandiin sama
bersihin kuping anak – anak yang terkadang hal itu saya lupa. Dia bukanlah type
orang yang jijikan, dia sangat rajin dan pekerja keras. Ya rajin beres – beres juga
dirumah bantu – bantu istrinya :). Masak kecil – kecilan juga dia
bisa, bikin telor dadar atau ceplok, mie instant, masak air dan juga nasi
goreng.
Dia juga
selalu mengizinkan saya ketika ada acara – acara termasuk kegiatan blogging dan juga sangat support untuk saya ngeblog
dirumah. Selalu bantu dalam hal ada masalah dengan hardware PC karena dia memang suka utak
atik elektronik. Kalau dalam hal internet itu urusan saya meski saya juga belum
begitu mahir, ya setidaknya kita saling melengkapi. Dia juga selalu setia dan
jagain anak – anak ketika saya kerja karena kami memang udah beberapa tahun terakhir ini
ga ada yang kerja di rumah. Jadi kita saling bantu dan bagi tugas.
Memang dibalik
istri yang bekerja selalu ada suami yang hebat dan baik, rela berbagi tugas dan
terkadang di nomor duakan. Terimakasih Abe udah jadi suami dan ayah yang super
baik dalam keluarga kecil ini. Terimakasih untuk cinta, sayang dan kerja
kerasnya buat keluarga kita. Begitu juga untuk ayah terimakasih udah jadi
seorang ayah yang baik, yang selalu rela berkorban demi anak – anaknya. Kalian berdua
adalah laki – laki terhebat dan terkuat yang saya kenal. Laki – laki yang
selalu sabar menghadapi saya yang terkadang masih timbul sifat kekanak –
kanakan dan juga egoisnya. Pada hari yang spesial ini saya mau mengucapkan
Selamat Hari Ayah buat kalian berdua. Dan juga buat seluruh ayah yang ada di dunia ini. Happy
Father’s Day. Tetap menjadi ayah yang baik yang ku kenal dan tetap
menjadi imam. Selalu menjadi tempat berlabuh dan bersandar. Sehat dan sukses
selalu amin.



Selamat hari ayah ^^
ReplyDeleteHii mba iya sama2, mksh yaa :)
Delete