Manfaat Darah Tali Pusat



Semua yang lahir ke dunia ini pasti pernah memiliki yang namanya tali pusat. Meskipun kita sendiri tidak pernah tahu tali pusat milik kita itu seperti apa, secara kan tali pusat zaman dulu langsung dikubur berbarengan dengan plasenta. Kalau masih penasaran tali pusat kita seperti apa, ya lihat saja tali pusat punya anak kita, ponakan atau siapa ajah.  Tapi ada juga beberapa kalangan yang sejak dulu meyakini bahwa tali pusat itu bermanfaat untuk obat. Teman saya cerita dia punya tetangga dimana jika anak – anaknya sakit tidak pernah dibawa berobat, tapi cukup dengan datang ke tempat penitipan tali pusat milik anaknya yang telah kering dan dijadikan semacam serbuk kemudian diminumkan pada anaknya yang sedang sakit. Dan dengan izin Alloh anaknya sembuh. Entahlah apa dengan tali pusat tersebut sembuhnya atau bukan.


Darah tali pusat ini adalah darah yang tertinggal pada tali pusat pada saat bayi baru lahir, setelah tali pusat itu dipotong. Dan seiring dengan berkembangnya dunia kedokteran dan teknologi, hasil penelitian menyatakan bahwa darah tali pusat banyak manfaatnya karena mengandung sel punca (stem cells) pembentuk darah, seperti yang terdapat pada sumsum tulang. Dimana sel ini memiliki kemampuan untuk mereproduksi darah, meregenerasi system kekebalan tubuh, dan memperbaiki sel yang rusak. 

Sel punca biasanya diambil dari sumsum tulang atau dari darah tepi namun tentunya proses ini sangat menyakitkan, prosesnya cukup lama dan juga biayanya cukup mahal juga. Selain itu sel punca yang didapatkan dari sumsum tulang sudah terpapar dengan berbagai factor dari lingkungan sekitar dan tentunya sudah tidak murni lagi. Tentunya hal ini Jauh sekali bila dibandingkan dengan sel punca yang berasal dari darah tali pusat. Dimana sel punca yang beasal dari darah tali pusat itu masih muda, lebih primitive dan juga masih murni.  Sel punca dari tali pusat ini memiliki engrafment yang lebih tinggi di banding dengan sel punca dari bagian lainnya. Engrafment ini  adalah proses sel punca yang ditransplantasikan menemukan jalan mereka ke target organ dan meregenerasi atau kembali memproduksi sel darah merah.

Sel punca ini memiliki potensi yang besar dalam mengobati berbagai penyakit khususnya kelainan darah dan gangguan genetik. Berikut adalah berbagai macam penyakit yang dapat diobati dengan sel induk yang berasal dari darah tali pusat dan dari sumber sel punca haematopoietic lainya seperti sumsum tulang dan juga darah tepi. 
Kanker Darah seperti : Leukemia Mielogenus Akut, Leukemia Limfoblastik Akut, Leukemia Mielogenus Kronik, Neoplasma Histiositik, Neoplasma Mieloproliferatif lainnya, Sindroma Mielodisplastik, Mieloma Multipel, Plasma Cell Leukaemia, Systemic Mastocytosis, Waldenstrom’s Macroglobulinemia.
Tumor Solid seperti : Limfoma Hodgkin, Limfoma Non-Hodgkin, Histiositosis Sel Langerhan, Neuroblastoma, Retinoblastoma
Kelainan darah yang bukan keganasan seperti : Anemia Aplastik, Sindroma Chediak-Higashi, Anemia Diseritropoetik Bawaan, Sindroma Diamond-Blackfan, Sindroma DiGeorge, Sindroma Evans, Anemia Fanconi, Tromboastenia Glazmann, Gunther’s Disease (erythropoietic porphyria), Sindroma kegagalan sumsum tulang bawaan, Hemophagocytic Lymphohistiocytosis, Defisiensi Adesi Leukosit, Hemoglobinuria Nokturnal Paroxismal, Aplasia sel darah merah murni, Anemia Sel Sabit, Talasemia Mayor.
Kelainan Imunodefisiensi seperti : Penyakit Granulomatus Kronik, Imunodefisiensi variabel yang umum, Cartilage-Hair Hypoplasia, Reticular Dysgenesis, Defisiensi imun kombinasi yang berat, Shwachman-Diamond Syndrome, Sindroma Wiskott-Aldrich.
Kelainan Metabolik seperti : Adrenoleukodistrofi, Penyakit Gaucher, Sindroma Hurler, Hunter’s Syndrome, Penyakit Krabbe, Lesch-Nyhan Syndrome, Maroteaux-Lamy Syndrome, Metachromatic leukodystrophy, Osteopetrosis, Sly Syndrome, Beta-Glucuronidase Deficiency, Penyakit Wolman. 

Dalam pengambilan darah tali pusat ini hanya ada satu kesempatan untuk mengambilnya yaitu pada saat bayi lahir setelah tali pusar dipotong kemudian darahnya dialirkan oleh dokter atau bidan pada kantung khusus yang telah disediakan tentunya dengan identitas yang sangat jelas. Prosesnya tidak memakan waktu yang lama hanya sebentar kurang lebih sekitar 3 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit karena sudah terpisah dari ibu maupun bayi. Dan juga tidak akan mengganggu proses persalinan maupun proses perawatan bayi baru lahir. Tentunya sebelum disimpan ada proses pengecekan terlebih dahulu, ibunya harus dicek terlebih dahulu dari berbagai penyakit menular dan juga darahnya harus bebas dari berbagai virus, bakteri dan lain – lain. 

Untuk penyimpanan darah tali pusat ini disimpan di Bank tali pusat yang sudah ada cabangnya di Jakarta. Untuk menjadi nasabah bank tali pusat ini harus menyediakan biaya yang cukup besar pada saat awal proses penyimpanan. Dan selanjutnya ada biaya administrasi pertahunnya. Penyimpanan tali pusat di bank tali pusat ini seperti halnya asuransi kesehatan yang suatu saat nanti bisa saja diperlukan. Bisa untuk dirinya sendiri maupun saudara kandungnya. Tentunya tingkat kecocokan akan berbeda jika digunakan oleh pemiliknya, bisa 100 persen tingkat kecocokannya, dan 95 persen oleh keluarganya. 

Tingkat keberhasilan transplastasi sel punca ini di dunia sudah banyak, contohnya di Singapura sudah ada yang berhasil pada kasus penderita dengan cerebral palsy setelah menjalani transplantasi sel punca dari dirinya sendiri. Selain itu di India juga sudah ada kasus yang berhasil dengan transplantasi sel punca pada kasus kanker darah. Biaya yang harus dikeluarkan untuk proses ini memang tidak bisa di bilang sedikit, namun hal itu sebanding jika dilihat manfaatnya yang sangat banyak. 
Sumber Refferensi :
Ummi edisi Januari 2014




post signature

Comments

  1. Wahh mba sy beneran baru tau ada penelitian ilmiahnya. sy jadi ingat ibu saya sampe skrg menyimpan tali pusat anak saya. Kata beliau klo ada di masa mendatang putra sy kena sakit parah maka tali pusat itu bisa menyembuhkan. Saat itu sy cuma mengeryitkan dahi. Saya kira mitos gitu. Itu resep kesehatan turun temurun di keluarga sy. Cukup merendam sedikit bagian tali pusar kering trus diminumkan. Gitu aja mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah masa mba :) banyak juga ya yg udah mempraktekannya :)

      Delete
  2. Wahh mba teringat mamak saya menyimpan tali pusar putra sy sampe skrg. Waktu sy tanya buat apa, mamak dg semangatnya buat obat syiraz(panggilan ank sy) sy pikir itu cuma mitos. Krn tradisi di kel sy tali pusar siapa pun disimpan ditempat aman n kering. Gak nyangka juga ternyata ad penelitian ilmiahnya dan banknya..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. berarti medis juga kadang ga jauh dari tradisi orang tua ya :)

      Delete
  3. Bagus artikelnya Mbak.. Tapi saran saya dikasih sub-judul biar tidak terasa seperti membaca koran.. Sub-judul sangat membantu pembaca lho..

    ReplyDelete

Post a Comment