Diskusi Kesehatan Dengan Ibu



Menyatukan dua keluarga ketika menikah bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk seorang perempuan yang harus berdekat dengan ibu mertua. Banyak cerita yang pernah ada dan terjadi di sekitar kita bahwa antara menantu dan mertua itu sering terjadi ketidak harmonisan dalam hubungan. Meskipun hal ini tidak terjadi pada semua menantu dan mertua. Hal ini terjadi bisa karena beberapa hal diantaranya perbedaan kultur dan kebiasaaan, perbedaan karakter, perbedaan pandangan dalam hal menidik anak dan lain – lain. Saya pun tidak munafik bahwa beda paham dan masalah dengan ibu mertua itu ada, namun bagaimanapun hal itu janganlah sampai berlarut - larut. Kita harus bis amengambil hikmah dan pelajaran. Karena setelah menikah tidak ada lagi perbedaan antara ibu mertua dengan ibu kita sendiri. Ibu mertua itu adalah cuma status saja.
Antara keluarga saya dan suami terdapat perbedaan yang cukup banyak, termasuk dalam hal kebiasaan dan latar belakang keluarga. Dimana dalam keluarga saya itu ada beberapa orang yang menjadi praktisi atau tugas dan bekerja di bidang kesehatan termasuk saya sendiri. Mungkin menjadi hal yang berbeda dan baru bagi keluarga suami.
Ibu mertua adalah orang yang suka dengan pengetahuan dan informasi. Termasuk dalam hal informasi kesehatan. Bagaimanapun ilmu dan informasi seputar kesehatan selalu dicari dan bermanfaat buat setiap orang dalam kehidupan sehari – hari.
Saya dan ibu sering berdiskusi tentang kesehatan, terlebih ibu yang mempunyai riwayat Darah Tinggi. Sebisa mungkin saya meluangkan waktu untuk mengecek Tekanan Darah ibu. Dan memberikan tips untuk menjaga kesehatan dan diet supaya Tekanan Darahnya terkontrol. Termsuk selalu mengingatkan ibu untuk tidak lupa minum obat Darah Tingginya. 
Ibu juga sering menanyakan tentang beberapa yang berhubungan dengan kesehatan atau mengklarifikasi kebernaran tentang informasi kesehatan yang ibu dapatkan dari media. Ibu termasuk orang yang berhati - hati juga terhadap informasi yang di dapat, makanya beliau suka menanyakan kebenaran dari berita atau informasi tersebut. 
Ibu juga sangat menjaga kebersihan dan kesehatan dalam kehidupan sehari – harinya. Saya pun banyak belajar dari ibu, dari pengalamn – pengalamnya dalam mendidik anak dan juga dalam hal agama. Saya dan ibu sebenarnya tidak begitu banyak perbedaan dalam pandangan terhadap beberpa hal. Pemikiran dan cara pandang kami sebenarnya hampir sama. Ibu pun terbilang orang yang cuek, tidak banyak berkomentar terhadap saya dan bukan orang yang cerewet.
Dan yang lebih saya salut dan saya merasa sangat berterima kasih pada ibu, selama ini ibu telah membantu dalam merawat, menjaga dan mendidik anak – anak saya selama kerja. Dan ibu sangat memahami dan mengerti pekerjaan saya sebagai praktisi kesehatan dimana dalam bekerja terkadang harus bekerja siang maupun malam. Ibu dengan tulus dan ikhlas menjaga anak – anak.
Sampai saat ini saya belum bisa membalas dan membahagiakan ibu terhadap apa yang telah ibu berikan pada saya dan anak – anak. Ibu terimakasih saya ucapkan atas perhatian, pengertian dan pengorbanan ibu selama ini untuk saya, suami dan anak – anak. Semoga Alloh membalas semua jasa – jasa ibu, dan selalu merahmati dan memberi kesehatan pada ibu, amin.
Berhubung dengan pengasuhan anak - anak sampai saat ini saya dan suami masih tinggal dengan Ibu mertua. Karena kendala pengasuhan anak - anak dan ibu juga tidak mau anak - anak ketika saya dan suami bekerja hanya di asuh oleh pengasuh. Saya sedikit memberikan tips bagi yang hendak serumah dengan ibu mertua yang terkadang hal ini menjadi sebuah ketakukan bagi menantu.
1. Anggaplah ibu mertua itu layaknya ibu sendiri.
2. Seringlah mengalah bila ada sedikit masalah atau percekcokan
3. Luangkan waktu untuk bersama
4. Berilah ibu perhatian 
5. Jaga selalu keharmonisan anata ibu mertua dan suami
Itulah tips dari saya semoga bermanfaat, amin.
Tulisan ini diikutsertakan dalam #K3BKartinian posting serentak Hari Kartini 19 - 21 April 2015.



post signature

Comments

Post a Comment