Coretan ini kupersembahkan untuk ibuku yang telah damai disisiNya. Tepatnya tgl 7 Mei 2010 ibu menghembuskan nafas terakhirnya setelah 7 tahun lamanya melawan penyakit Diabetes Melitus.
Hari ibu tgl 22 Desember bertepatan dengan kelahiran beliau. Meskipun kami tidak pernah merayakan tradisi ulang tahun,minimal aku memberikan kado cinta dan doa spesial. Hari ibu dan kelahirannya sebenarnya kanyalah simbolosasi karena sebenarnya hari ibu adalah tiap hari,tiap detik bahkan setiap tarikan nafas kita.
Ibuku memiliki 6 orang anak yang tentunya 6 kali hamil dan 6 kali juga melahirkan. betapa hebatnya beliau selama hidupnya mengandung,melahirkan dan merawat 6 orang anak yang tentunya dengan berbagi kepribadian dan karakter. sedangkan aku saja yang baru punya 2 orang anak sudah merasa keteteran, cape dan mengeluh. Ahhh ternyata aku tak sehebat dan sabar seperti ibu.
Ibuku bukanlah wanita karier dan berpendidikan tinggi,juga bukan seorang istri pejabat atau pengusaha. Ibuku hanyalah perempuan biasa dan sederhana,yang mencurahkan waktu,cinta dan kasih sayangnya untuk keluarga. Tapi meski demikian ibu mendidik dan merawat kami dengan baik dan penuh kasih sayang. sungguh luar biasa ibuku dimata kami anak-anakynya.
Ibu mengajarkan aku bagaimana kerasnya kehidupan,sehingga aku bisa tegar dan mandiri. Ibu mengajarkan aku bagaimana kejamnya dunia sehingga aku bisa untuk bekerja keras.
Ibu mengajarkan aku bagaimana pentingnya kekeluargaan dan kasih sayang yang tulus,sehingga aku selalu merindukan kebersamaan dengan keluarga,kerabat,sahabat dan teman. Juga mengerti artinya sebuah persahabatan.
Ibu mengajarkan aku bahwa harta bukanlah segalanya sehingga aku paham pentingnya memberi dan berbagi.
Ibu mendidik aku bukan ala militer karena ibu bukan seorang militer,tapi ibu mengajarkan bagaimana disiplin dan tanggung jawab.
Ibu mendidik aku bukan ala pesantren karena ibu bukan ustadzah,tapi ibu mengajarkan aku ilmu agama.
Ibu mendidik aku bukan ala konglomerat karena ibu bukan seorang pengusaha tapi ibu beri aku kehidupan yang layak.
Ahhh ibu betapa hebat dan luar biasa engkau,engkau pergi dengan tenang setelah selesai semua tanggung jawabmu. Mengantarkan semua anak-anakmu sampai kegerbang pernikahan,bahkan sampai menimang cucu dari aku si bungsu yang sangat ibu dambakan dari dulu.
Ibu kini engkau telah tenang disisiNya,lepas dari semua rasa sakitmu. Tangis kami bukan karena tak ikhlas melepas kepergiamu menghadap sang Khalik tapi karena kami sangat kehilanganmu dan selalu merindukanmu. Ibu doa selalu kami panjatkan untukmu disana bu. Ibu we love u forever ...
Hari ibu tgl 22 Desember bertepatan dengan kelahiran beliau. Meskipun kami tidak pernah merayakan tradisi ulang tahun,minimal aku memberikan kado cinta dan doa spesial. Hari ibu dan kelahirannya sebenarnya kanyalah simbolosasi karena sebenarnya hari ibu adalah tiap hari,tiap detik bahkan setiap tarikan nafas kita.
Ibuku memiliki 6 orang anak yang tentunya 6 kali hamil dan 6 kali juga melahirkan. betapa hebatnya beliau selama hidupnya mengandung,melahirkan dan merawat 6 orang anak yang tentunya dengan berbagi kepribadian dan karakter. sedangkan aku saja yang baru punya 2 orang anak sudah merasa keteteran, cape dan mengeluh. Ahhh ternyata aku tak sehebat dan sabar seperti ibu.
Ibuku bukanlah wanita karier dan berpendidikan tinggi,juga bukan seorang istri pejabat atau pengusaha. Ibuku hanyalah perempuan biasa dan sederhana,yang mencurahkan waktu,cinta dan kasih sayangnya untuk keluarga. Tapi meski demikian ibu mendidik dan merawat kami dengan baik dan penuh kasih sayang. sungguh luar biasa ibuku dimata kami anak-anakynya.
Ibu mengajarkan aku bagaimana kerasnya kehidupan,sehingga aku bisa tegar dan mandiri. Ibu mengajarkan aku bagaimana kejamnya dunia sehingga aku bisa untuk bekerja keras.
Ibu mengajarkan aku bagaimana pentingnya kekeluargaan dan kasih sayang yang tulus,sehingga aku selalu merindukan kebersamaan dengan keluarga,kerabat,sahabat dan teman. Juga mengerti artinya sebuah persahabatan.
Ibu mengajarkan aku bahwa harta bukanlah segalanya sehingga aku paham pentingnya memberi dan berbagi.
Ibu mendidik aku bukan ala militer karena ibu bukan seorang militer,tapi ibu mengajarkan bagaimana disiplin dan tanggung jawab.
Ibu mendidik aku bukan ala pesantren karena ibu bukan ustadzah,tapi ibu mengajarkan aku ilmu agama.
Ibu mendidik aku bukan ala konglomerat karena ibu bukan seorang pengusaha tapi ibu beri aku kehidupan yang layak.
Ahhh ibu betapa hebat dan luar biasa engkau,engkau pergi dengan tenang setelah selesai semua tanggung jawabmu. Mengantarkan semua anak-anakmu sampai kegerbang pernikahan,bahkan sampai menimang cucu dari aku si bungsu yang sangat ibu dambakan dari dulu.
Ibu kini engkau telah tenang disisiNya,lepas dari semua rasa sakitmu. Tangis kami bukan karena tak ikhlas melepas kepergiamu menghadap sang Khalik tapi karena kami sangat kehilanganmu dan selalu merindukanmu. Ibu doa selalu kami panjatkan untukmu disana bu. Ibu we love u forever ...
Comments
Post a Comment